Pendahuluan

Kesehatan balita merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di desa. Pada usia 0–5 tahun, anak mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga kebutuhan gizinya harus terpenuhi dengan baik. Kekurangan gizi pada balita dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya stunting.

Di sinilah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) berperan sebagai garda terdepan dalam pemantauan dan perbaikan gizi balita, khususnya di desa. Melalui kegiatan rutin, posyandu tidak hanya menjadi tempat pelayanan kesehatan, tetapi juga pusat edukasi bagi orang tua dalam menjaga tumbuh kembang anak.

Peran Posyandu dalam Pemenuhan Gizi Balita

  1. Pemantauan Pertumbuhan
    • Setiap bulan, kader posyandu menimbang berat badan balita dan mencatatnya di KMS (Kartu Menuju Sehat).

    • Hasil penimbangan menjadi indikator apakah balita mengalami kenaikan berat badan yang sesuai atau tidak.

    • Jika ada masalah, kader dapat segera memberikan rujukan ke tenaga kesehatan.

  2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
    • Posyandu sering membagikan PMT berupa bubur kacang hijau, biskuit, telur, atau makanan bergizi lainnya.

    • PMT ini bertujuan untuk melengkapi kebutuhan gizi harian balita, terutama bagi keluarga yang kurang mampu.

  3. Edukasi Gizi untuk Orang Tua
    • Kader posyandu memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang, ASI eksklusif, dan MPASI yang tepat.

    • Edukasi ini membantu orang tua memahami pola makan sehat yang mendukung tumbuh kembang optimal balita.

  4. Pemberian Vitamin dan Imunisasi
    • Posyandu menjadi tempat distribusi vitamin A, zat besi, dan suplemen lain yang mendukung kesehatan balita.

    • Imunisasi dasar lengkap juga dilakukan di posyandu untuk mencegah penyakit berbahaya.

Tantangan Posyandu dalam Menangani Gizi Balita

Walaupun perannya sangat penting, posyandu di desa sering menghadapi beberapa kendala, di antaranya:

  • Kurangnya partisipasi orang tua yang masih menganggap remeh kunjungan ke posyandu.

  • Keterbatasan fasilitas dan dana untuk menyediakan PMT yang berkualitas.

  • Kader posyandu yang masih terbatas jumlahnya sehingga pelayanan kurang optimal.

  • Kurangnya kesadaran masyarakat tentang gizi seimbang, sehingga edukasi perlu terus ditingkatkan.

Upaya Penguatan Posyandu untuk Gizi Balita

Agar posyandu semakin maksimal dalam menjadi garda terdepan gizi balita, beberapa langkah bisa dilakukan:

  1. Pelatihan Kader Posyandu
    • Membekali kader dengan pengetahuan gizi, kesehatan, dan keterampilan komunikasi.

  2. Sinergi dengan Pemerintah Desa dan Puskesmas
    • Mendapatkan dukungan anggaran, fasilitas, dan pendampingan dari tenaga kesehatan.

  3. Inovasi Program Posyandu
    • Mengadakan lomba menu sehat balita, kelas ibu balita, atau posyandu tematik agar lebih menarik.

  4. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
    • Melalui sosialisasi, media desa, dan tokoh masyarakat untuk mengajak warga aktif datang ke posyandu.

Kesimpulan

Posyandu merupakan garda terdepan gizi balita di desa, yang berperan penting dalam pemantauan tumbuh kembang, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, hingga imunisasi. Keberadaan posyandu harus terus didukung oleh pemerintah desa, kader, dan masyarakat agar balita tumbuh sehat, cerdas, dan terhindar dari masalah gizi.

Dengan posyandu yang aktif dan partisipasi masyarakat yang tinggi, desa akan semakin dekat dengan cita-cita bebas stunting dan sehat sejahtera.

Bagikan Berita
×

Hay !

Butuh bantuan untuk memperoleh data ?

×